Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Perbedaan Hipertensi Primer dan Hipertensi Sekunder Penyebab Sakit Jantung, Lebih Bahaya Mana?

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Monosodium Glutamate atau yang dikenal dengan MSG sering dikaitkan dengan efek negatif bagi kesehatan, salah satunya sering disebut sebagai faktor penyebab dari obesitas dan juga hipertensi.

Ketua Pergizi Pangan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, mengatakan bahwa pada prinsipnya, ada banyak faktor pemicu obesitas. Selain pemicu dari potensi genetik, juga ada potensi gangguan metabolisme, atau juga ketidakseimbangan hormonal

Sedangkan terkait MSG, sampai saat ini, kata Prof. Hardin, tidak ada bukti ilmiah yang menyebut bahwa bahan makanan yang lebih dikenal dengan sebutan micin itu bisa membuat seseorang menjadi obesitas.

“Berdasarkan sejumlah penelitian yang dimuat dalam jurnal penelitian seperti di China dan Vietnam, tidak ada yang dapat membuktikan bahwa penggunaan MSG menyebabkan overweight atau obesitas,” ungkapnya dalam webinar: “Benarkah Umami Menyebabkan Obesitas?” belum lama ini.

Baca Juga:
Pakar Mengimbau Masyarakat untuk Mengindari 5 Jenis Makanan Tidak Menyehatkan, Salah Satunya Sosis

Dalam kesempatan yang sama, pakar pangan Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS menyampaikan jika MSG sendiri sebenarnya merupakan zat gizi yang memiliki banyak manfaat.

MSG mengandung 78 persen asam glutamat, 12 persen natrium, dan 10 persen air yang tentunya dibutuhkan oleh setiap orang untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

“Bahkan sebenarnya, natrium dalam garam itu justru sampai 40 persen, atau 3 kali lebih tinggi dari MSG, yang artinya, garam lebih berisiko membuat seseorang mengalami hipertensi atau darah tinggi daripada MSG,” ungkapnya.

Melihat hal tersebut, Grant Senjaya, Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia mengatakan, saat ini pihaknya memiliki kampanye Bijak Garam.

Kampanye ini, kata dia, dibuat ntuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak.

Baca :  Meski Bisa Sembuh dengan Sendirinya, Pasien DBD dengan Kriteria Ini Perlu Dirawat di Rumah Sakit

Baca Juga:
5 Pemicu Serangan Jantung di Usia Muda, Wajib Dipahami!

“Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. Kampanye Bijak Garam ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang,” katanya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.