Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Penelitian Asal Usul Virus Corona Masih Berlanjut, Dirjen WHO dan PM China Janjikan Kerja Sama

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Sebagai ibu muda, mantan penyanyi cilik Tasya Kamila mengatakan bahwa generasi X atau generasi tua lebih cenderung mudah termakan hoaks atau kabar bohong.

Hal ini juga dialami keluarga Tasya, baik orangtua maupun paman dan tantenya. Itu, kata Tasya, terbukti dengan sangat mudahnya bagi mereka menyebar pesan berantai di grup keluarga.

Jika sudah seperti itu, biasanya Tasya akan meminta orangtua atau keluarganya untuk berpikir kritis lebih dulu.

“Aku kalau ada yang nyebarin berita atau apa, biasanya kita pertama berpikir kritis dulu, bener nggak sih logical nggak sih, make sense nggak sih,” ungkap Tasya dalam  acara diskusi Gerakan Nasional Literasi Digital di Grand Hyatt, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Baca Juga:
Paus Fransiskus: Berita Palsu, Disinformasi tentang COVID-19 Adalah Pelanggaran HAM

Setelah mengajak untuk berpikir kritis, ia akan meminta orangtua melakukan kroscek lagi, sumber atau di mana tulisan itu dimuat.

“Aku selalu bilang ke mamaku, ah masa sih kayak gitu, coba lihat sumbernya dari mana? Apakah dari situs logis, dari media juga yang kita kenal, kita tahu,” ujar Tasya.

Lebih lanjut, biasanya pelantun ‘Libur Telah Tiba’ itu juga akan minta orangtua mengecek situs yang dipastikan kredibel, seperti situs Kominfo, Kemenkes, dan situs yang memang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Ini jugalah alasan ibu satu anak ini, meminta masyarakat jangan asal membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya.

“Jangan langsung kan kayak ingin buru-buru bagi, ingin jadi yang pertama. Tahan dulu berpikir kritis dulu, kita kroscek dulu validasi dulu, kira-kira beritanya bener atau nggak,” katanya.

Baca Juga:
Profil Ardina Putri, Konten Kreator yang Mirip Tasya Kamila

Baca :  Deltacron Terdeteksi di Berbaga Negara, Indonesia Sudah Siap Antisipasi?

“Kalau kita sendiri nggak yakin, jangan bagikan, kalau udah yakin kebenarannya, baru boleh,” lanjut Tasya.

Lebih lanjut, perempuan lulusan S2 Columbia University itu menjelaskan alasan generasi X, lebih mudah termakan hoaks dibanding generasi milenial, generasi Z, hingga generasi alpha, karena paparan teknologi yang baru terjadi di usia yang tidak muda.

“Orang tua generasi di atas kita Gen X atau baby boomer, mereka menganggap perangkat digital sesuatu yang baru, jadi pastinya mereka butuh dibimbing sama kita yang lebih andal dalam menggunakan sosial media dalam ruang tersebut,” tutup Tasya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.