Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Covid-19 Sebabkan Bayi Lahir Mati? Ini Kata Ilmuwan

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia di Indonesia salah satunya dipicu oleh virus corona varian omicron. Oleh sebab itu Tracing dan testing untuk varian omicron perlu dilakukan untuk bisa memutus rantai penularan.

Namun, tidak semua tes dan laboratorium mampu untuk bisa melacak dan mengidentifikasi varian omicron. Lantaas apa sebenarnya alasannya?

“PCR mendeteksi bagian-bagian kecil yang spesifik. Kalau WGC (Whole Genome Sequencing), mengidentifikasi semua genom virus yang konsekuensinya perlu waktu lama dan biaya besar. Tapi untuk menentukan itu varian apa, hasilnya oke. Kalau PCR, hanya mencari bagian lestari dengan bagian tertentu yang dipilih,” ujar Ahli Virologi sekaligus Direktur Laboratorium KalGen Innolab, Andi Utama, Ph.D dalam keterangannya.

Lulusan Jepang yang pernah melakukan penelitian di Department of Virology 2, National Institute of Infectious Disease ini menekankan, ada dua metode untuk mendeteksi varian omicron. Keduanya berdasarkan surat edaran Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) tahun 2021.

Baca Juga:
Pemkot Mataram Tak Mau Berlakukan Lagi Jam Malam, Khawatir Berdampak ke Aktivitas Ekonomi

Ilustrasi virus corona. [Antara]
Ilustrasi virus corona. [Antara]

“Pertama, STGF (S-Gene Target Failure), konsepnya mencari Gen S yang tidak bisa dideteksi karena dari awal dibuatkan desain untuk virus original. Dalam hal ini, akan ada kemungkinan varian selain omicron,” tuturnya.

Pendekatan lainnya ialah SNP (Single Nucleotide Polymorphism), yang langsung menjadikan titik mutasi sebagai target, maka sangat mendekati varian omicron. Metode ini dilakukan di KalGen Innolab, salah satu anak usaha Kalbe Farma yang bergerak di bidang pemeriksaan diagnostik, bekerja sama dengan Toyota Tsusho Corpotation dan Health Scientific Intitute di Jepang.

“Metode kedua itu kami sebut dengan PCR O+. Sudah menyasar atau lebih spesifik karena sudah kami targetkan. Sebagai tambahannya, kami menggunakan tiga gen original, maka memperkecil kemungkinan kekeliruan. Tetapi saya tekankan, kami sepakat bahwa gold standard untuk memastikan semua itu adalah WGS,” jelas Andi.

Baca :  Angka Penyakit Rabies Meningkat Hingga 234 Kasus, Ahli Duga Pandemi Covid-19 Biang Keroknya

“Sebelum memutuskan memakai kit mana saja, kami mempelajari dulu, melihat datanya, konsistensi datanya. Kebetulan, kit yang kita pilih itu memiliki data yang sudah dibandingkan dengan WGS. Jadi, memperlihatkan data 100 persen dan cukup konsisten dalam menduga suspek omicron,” tambahnya.

Baca Juga:
Diterpa COVID-19, Madura United Tetap Siapkan Skuadnya Lawan Persela di Pekan 23 Liga 1

Leave A Reply

Your email address will not be published.