Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Mau Kulineran Halal di Old Shanghai Sedayu City? Simak Panduannya

37+ Mockup Psd File Background

0

Panjangnya proses dari pertanian ke meja makan berpotensi timbulkan limbah makanan.

Cariberita.co.id, JAKARTA — Sebelum tersaji di meja makan, bahan pangan melalui tahapan demi tahapan yang tidak sedikit. Sayur atau buah, misalnya, harus ditanam oleh petani, kemudian dipanen, dan melewati beragam rantai distribusi, bahkan bisa lintas kota atau negara.

Panjangnya tahapan tersebut berpotensi menimbulkan limbah makanan (food waste) dan sampah makanan (food loss). Food waste adalah makanan yang siap dikonsumsi oleh manusia namun dibuang begitu saja dan akhirnya menumpuk.

Sementara, food loss berasal dari bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, atau makanan mentah yang sudah tidak bisa diolah menjadi makanan dan dibuang. Perusahaan rintisan yang bergerak di bidang agrikultur, Greens, berupaya menanggulangi hal itu.

Caranya, Greens menghadirkan wujud pertanian cerdas berupa hyperlocal metafarming station. Sayuran microgreens dibudidayakan secara hiperlokal menggunakan teknologi yang menerapkan kecerdasan buatan, yakni Greens Pod.

 


“Lokasi pertanian” itu ada di lantai lima mal Plaza Indonesia, Jakarta, menyatu dengan restoran salad, di mana sayuran microgreens yang ada bisa langsung dipanen dan disantap. Chief business officer sekaligus salah satu pendiri Greens, Erwin Gunawan, mengatakan bahwa awal mula berdirinya Greens dilatari tekad untuk mengatasi masalah food waste dan food loss.


Erwin mengutip data bahwa jumlah limbah dan sampah makanan di Indonesia mencapai 20 hingga 48 juta ton per tahun. Dia sangat menyayangkan itu.

“Tahun pertama saat mengembangkan Greens, kami berkeliling melihat proses pertanian. Rata-rata tahap makanan dari petani ke konsumen melalui tujuh sampai delapan langkah. Karena itu, kami mengembangkan smart control envinronment agriculture,” kata Erwin.

Baca :  Healing Ngape | KASKUS

Dia menjelaskan, smart control envinronment agriculture, yakni cara bertanam cerdas menggunakan teknologi di pusat kota atau pusat demand. Langkah berikutnya adalah mengaplikasikan hyperlocal gastronomy, yakni bahan makanan ditanam, dipanen, diracik, dan disajikan di tempat yang sama.

Pendiri Greens lainnya yang juga menjabat sebagai chief products officer, Geraldi Tjoa, menjelaskan sejumlah teknologi di balik gerai “restoran pertanian” Greens. Ada Greens Pod yang jadi tempat penanaman sayur, buah, dan edible flower.

Greens Pod bukan kulkas dua pintu biasa, melainkan dilengkapi kecerdasan buatan yang mengatur suhu, cahaya, air, dan kelembapan udara sehingga nutrisi tanaman terjaga. Keunggulan lain dari Greens Pod adalah portabel sehingga bisa diletakkan di mana saja.

Leave A Reply

Your email address will not be published.