Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Gejalanya Lebih Ringan, Varian Omicron Justru Bertahan Lebih Lama pada Plastik!

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Seorang bayi baru lahir di Inggris meninggal dunia minggu lalu setelah mengalami demam Lassa, sebuah infeksi virus akut yang umumnya mewabah di beberapa bagian Afrika Barat.

Selain sang bayi, virus juga menginfeksi dua anggota keluarga lainnya. Namun, salah satunya sudah pulih.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melaporkan bahwa mereka baru saja pulang dari Afrika Barat dan ketika terinfeksi dirawat di Royal Free London NHS Foundation Trust.

Demam Lassa merupakan penyakit zoonosis, artinya ditularkan ke manusia melalui kontak hewan yang terinfeksi, lapor Live Science.

Baca Juga:
4 Cara yang Wajib dilakukan Mencegah Demam Berdarah

Vektor hewan penyebar demam Lassa adalah tikus multimammate (Mastomys natalensis), yang hidup di seluruh Afrika Barat dan menyebarkan virus melalui kotoran serta urin.

Penampakan virus Lassa (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS)
Penampakan virus Lassa (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS)

Seseorang bisa terinfeksi Lassa jika berkontak langsung dengan partikel yang terkontaminasi kotoran tikus yang terinfeksi, atau melalui kontak darah, air liur, atau kotoran orang yang terinfeksi.

Gejalanya berupa sakit kepala, kelemahan otot ringan, dan demam rendah. Umumnya, tanda-tanda bisa memakan waktu hingga tiga minggu setelah terpapar virus.

Pada infeksi parah, orang bisa mengalami muntah, gangguan pernapasan, pendarahan, masalah neurologis dan kegagalan organ.

Demam Lassa sangat jarang menyebabkan kematian, hanya sekitar satu persen kemungkinannya.

Baca Juga:
Begini Kondisi 50 Nakes di Cianjur yang Terpapar Covid-19, Mayoritas Alami Gejala Demam

UKHSA pun memantau orang-orang yang telah melakukan kontak dengan keluarga tersebut, termasuk pasien dan pekerja medis di mana bayi meninggal, yaitu Rumah Sakit Luton dan Dunstable.

Untungnya, Kepala Penasihat Medis di UKHSA Susan Hopkis mengatakan bahwa demam Lassa tidak mudah menyebar dan risiko penularan antar orang sangat rendah.

Baca :  Target Turunkan Stunting Hingga 14 Persen di Tahun 2024, Apakah Bisa Dicapai? Ini Kata Kemenko PMK

Leave A Reply

Your email address will not be published.