Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Kandungan Antioksidan Tinggi, Teh Herbal Ini Justru Disebut Picu Beberapa Jenis Kanker

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Penanganan kanker tidak sebatas hanya pencegahan dan pengobatan, sisi perawatan paliatif atau akhir hayat pasien kanker harus diperhatikan. Gimana ya cara merawat pasien kanker stadium akhir di rumah?

Paliatif adalah perawatan pasien dan keluarganya dengan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Ditujukan untuk menambah kualitas hidup serta mengurangi rasa sakit jelang hari akhir, dengan tetap memperhatikan psikologis dan spiritual pasien.

Fakta menarik diungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Hematologi Onkologi Medik, dr. Ronald Alexander Hukom, Sp.PD-KHOM umumnya pasien paliatif sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, tapi dipulangkan ke rumah.

Meski jelang akhir hayat, dr. Ronald tetap memastikan pasien kanker akan dapat perawatan oleh tim paliatif, meski harus mengunjungi rumah pasien dan tetap dilakukan pemantauan.

Baca Juga:Kankernya Menyebar, Vidi Aldiano Disiplin Hindari 3 Hal Ini

“Ini karena banyak mungkin ini yang lebih nyaman di rumah, hari-harinya tidak mau di rumah sakit. Jadi kayak dharmais itu tim paliatifnya bagus, kunjungan rumah. Bahkan mengawasi infus yang masih diperlukan, itu dilakukan di rumah,” ujar dr. Ronald kepada suara.com, saat konferensi pers Kegiatan Ilmiah ROICAM 10 di Shangri-La, Sabtu (23/9/2023).

Dokter yang berpraktek di RS Kanker Dharmais ini menambahkan, alasan lainnya pasien paliatif tidak dirawat di rumah sakit, karena umumnya pasien punya waktu lebih lama. Sehingga kamar atau tempat tidur RS diberikan pada pasien yang sudah mengantre.

konferensi pers Kegiatan Ilmiah ROICAM 10 di Shangri-La, Sabtu (23/9/2023). (Dini/Cariberita.co.id)
konferensi pers Kegiatan Ilmiah ROICAM 10 di Shangri-La, Sabtu (23/9/2023). (Dini/Cariberita.co.id)

“Biasanya kita kalau paliatif lebih nyaman ya di rumah,” jelasnya.

Berikut ini tips merawat pasien kanker stadium akhir di rumah yang perlu diperhatikan:

1. Pasien Tetap Butuh Obat dan Kemoterapi

Baca Juga:Terpuruk Divonis Kanker, Vidi Aldiano: Gue Kuat!

Baca :  Berada Dalam Pertemanan yang Toxic Hanya akan Menguras Energi, Begini Tanda-tandanya

Meski sudah tidak lagi di rumah sakit bukan berarti pasien tidak membutuhkan obat, kata dr. Ronald pasien umumnya akan diberikan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakitnya.

Bahkan tidak jarang masih harus mendapatkan kemoterapi, agar kanker sudah menyebar tapi tidak terlalu mengganas. Tapi sudah tidak lagi dilakukan operasi atau pembedahan, yang membuat pasien kesakitan.

“Kadang obat kemo tetap ada yang paliatif. Jadi kita kecilin deh (sel kanker) di tempat yang paling mengganggu dia. Atau disinar, tapi intinya membuat senyaman mungkin sampai hari terakhir,” ungkap dr. Ronald.

2. Perhatikan Makanan

Menurut dr. Ronald agar pasien kanker stadium akhir di merasa nyaman, disarankan tidak terlalu memantang makanan yang ingin disantap, tapi tetap diminta tidak terlalu berlebihan.

“Masih perlu diperhatikan makanan, jadi lebih ke keluarganya, membantu bagaimana hari-hari akhir si pasien tetap nyaman. Intinya paliatif membuat pasien bahkan sampai di hari terakhirnya tidak terlalu menderita,” jelas dr. Ronald.

3. Tetap Mengakses Program Paliatif

Saat ini di kota-kota besar, beberapa rumah sakit menyediakan program home care untuk pasien paliatif, yaitu di mana tenaga kesehatan khusus tim paliatif akan menangani pasien kanker stadium akhir di rumah. Tujuannya meskipun masih dilakukan perawatan, tapi pasien bisa tenang jelang akhir masanya.

Ilustrasi perawatan paliatif untuk pasien kanker. (Pexels)
Ilustrasi perawatan paliatif untuk pasien kanker. (Pexels)

“Harap bekerjasama dengan rumah sakit yang mempunyai program Paliatif, ada home care namanya. Nah itu nanti ada yang datang, baik pelawat, relawan maupun dokter. Karena keluarga kan awam, bagaimana cara ngebalikin (pasien), nanti mau diputar, salah malah batuk-batuk,” jelas Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD-KHOM.

Sementara itu Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia Provinsi DKI Jakarta (PERHOMPEDIN Jaya) berinisiatif menyelenggarakan The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) yang diadakan sejak tahun 2012.

Baca :  Tahun Ketiga Pandemi COVID-19, Kelelahan Psikologis Bisa Bikin Penanganan Kendor

Tahun ini tepat satu dekade pelaksanaan ROICAM dan dengan berakhirnya pandemi Covid-19, kegiatan ROICAM 10 diselenggarakan di 2 tempat, yaitu workshop yang bertempat di RS Kanker Dharmais dan Simposium yang bertempat di Hotel Shangrila Jakarta.

Penyelenggaraan ROICAM 10 dimulai dengan workshop dengan berbagai topik yang meliputi Nutrisi pada Pasien dengan Kanker, Tatalaksana Trombosis pada Kanker, Manajemen Infeksi pada Kanker dan Persiapan serta Penanggulangan Efek Samping akibat Kemoterapi.

Simposium pada ROICAM 10 terdiri dari 14 simposium yang dimulai dengan Plenary Lecture, simposium paralel, lunch dan dinner simposium yang mengangkat topik mulai dari kanker payudara, kanker paru, kanker usus besar, kanker nasofaring, limfoma, hingga penggunaan precision medicine Car –T Cell pada tatalaksana Limfoma yang agresif.

Acara ROICAM 10 menghadirkan pembicara dari luar negeri yaitu Prof.Peter Gibbs, MBBS, FRACP, MD dari St.Vincent Private Hospital Melbourne, Dr. Jittakarn Mitisubin dari Bangkok Hospital, Dr.Lim Zi Yi dari RS Mount Elizabeth Singapura serta Prof. Dong-Wook Kim, M.D, Ph.D Eulji University Korea.

Leave A Reply

Your email address will not be published.