Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Kasus Covid-19 Meroket Hingga 339.110 Dalam Sepekan, Nakes Indonesia Siap?

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Indonesia merupakan negara dengan kuota haji terbanyak di dunia pada 2023. Bahkan, kuota jemaah haji dari Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun ini, Indonesia mendapat tambahan 8.000 kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi sehingga total kuota Indonesia menjadi 221.000 orang. Dengan jumlah yang tertinggi, jemaah haji indonesia hingga saat ini mengalami berbagai tantangan dalam menghadapi kondisi selama ibadah haji di tanah suci. 

Beberapa di antaranya seperti terjadinya kelelahan, kelemahan otot, intoleransi aktivitas, menurunnya fungsi kognitif, gangguan fungsi kardiovaskular, gangguan nyeri, sesak napas, serta terjadi ketidakmampuan pembersihan jalan napas. Kondisi ini menyebabkan berbagai masalah dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Ilustrasi haji (Unsplash)
Ilustrasi haji (Unsplash)

Seperti diketahui, jemaah haji yang mengalami kesakitan akan terhambat dalam mencapai fase puncak haji. Selain itu tingginya angka jemaah haji Indonesia yang dirawat baik di klinik kesehatan haji indonesia maupun di rumah sakit arab saudi, menyebabkan masalah dalam pemulangan jemaah haji ke tanah air.

Baca Juga:Bukan Obat Tradisional, Pemanfaatan Fitofarmaka Bisa Dibiayai BPJS Kesehatan?

“Bagian penting dalam tata kelola/organisasi penyelenggaraan ibadah haji adalah petugas haji, termasuk tim medis (dokter dan dokter gigi). Kehadiran tenaga medis menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia, sejak masa tunggu di tanah air, masa keberangkatan di embarkasi, saat di perjalanan, saat pelaksanaan ibadah haji di tanah suci, dan saat masa kepulangan ke tanah air,” ujar Ketua PP PERDOSRI Dr. Rumaisah Hasan, Sp.K.F.R., N.M. (K), AIFO-K.

Untuk itu, optimalisasi fungsi dokter haji harus terintegrasi dalam memberikan layanan, karena yang dibutuhkan oleh jemaah haji selain aspek ibadah, juga adalah aspek kesehatan dan kebugaran. Dokter dan dokter gigi perlu mengikuti perkembangan sistem penyelenggaraan ibadah haji agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan profesional sejalan dengan regulasi dari pemerintah Republik Indonesia. 

Baca :  Kebutuhan Global Meningkat, Indonesia Kirim 100 Perawat ke Kuwait

Oleh karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) menggelar workshop haji dengan tema “Up-Grading Tingkat  Nasional Penguatan Kompetensi Tenaga Medis dalam Bimbingan Manasik di PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) dan PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah)”. Workshop menjadi bagian dari upaya PERDOSRI melakukan update keilmuan bagi para dokter.

“Workshop ini diadakan sebagai salah satu upaya pengembangan ilmu kedokteran, terutama dalam ibadah haji, dimana diperlukan suatu asesmen, penentuan masalah jemaah haji dari sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan ibadah haji,” Rumaisah Hasan. 

Sehingga dapat mempersiapkan calon jemaah haji yang memiliki kapasitas fungsional yang optimal, sehingga jemaah haji dapat mencapai istitaah kesehatan dan mampu laksana melewati seluruh rangkaian etape ibadah haji. 

Baca Juga:Tanpa Disadari 4 Kebiasaan ini Memicu Osteoporosis

Leave A Reply

Your email address will not be published.