Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Usai Google, Snapchat Matikan Fitur Lokasi di Ukraina

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat. Pakar kesehatan pun menyuarakan keprihatinannya.

Organisasi Dokter Internasional untuk Pencegahan Perang Nuklir (IPPNW) memperingatkan kemampuan militer NATO dan Rusia jika situasi saat ini semakin ketat.

Menurut organisasi tersebut, baik NATO maupun Rusia memiliki doktrin militer yang memungkinkan penggunaan senjata nuklir taktis.

Misalnya, satu senjata nuklir 100 kiloton yang meledak di Kremlin dapat membunuh seperempat juta orang, sebagaimana dilansir News10.

Baca Juga:
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana Sebut Ada Dua Narasi di Balik Konflik Rusia dan Ukraina

IPPNW menyerukan AS untuk bekerja dengan semua negara bersenjata untuk melucuti senjata nuklir.

Ilustrasi Rusia Serang Ukraina (Foto: AFP)
Ilustrasi Rusia Serang Ukraina (Foto: AFP)

“Ini adalah sesuatu yang kita butuhkan jika peradaban kita ingin bertahan. Orang-orang yang mengatakan kita dapat mempertahankan persenjataan nuklir yang sangat besar ini selamanya, adalah orang-orang yang hidup di dunia fantasi,” kata Ira Helfand dari IPPNW.

Bahkan, menurut Washington Physicians for Social Responsibility, setiap sistem senjata nuklir dapat merusak kesehatan manusia.

Sebagai contoh, pemboman di Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan total kematian 340.000 orang pada 1950.

Efek kesehatan dari ledakannya adalah kebutaan, tuli, dan cedera lainnya, seperti organ pecah, tengkorak retak, dan luka tembus dari bangunan yang runtuh, kebakaran, dan puing-puing terbang.

Baca Juga:
Mantan Taipan Minyak Rusia Mikhail Khodorkovsky Sebut Invasi ke Ukraina untuk Mempertahankan Kekuasaan Putin

Paparan radiasinya dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat, mual, muntah, diare, pendarahan tidak terkontrol, dan infeksi.

Dalam kasus ledakan nuklir, perawatan kesehatan sebagian besar juga tidak akan tersedia karena layanan medis bakal hancur dan personel medis tewas atau terluka parah.

Baca :  Tahun Ketiga Pandemi COVID-19, Kelelahan Psikologis Bisa Bikin Penanganan Kendor

Leave A Reply

Your email address will not be published.