Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  WHO: Tingkat Keparahan Subvarian BA2 dan BA1 Sama dengan Varian Omicron

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Dipicu oleh varian omicron, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia yang cukup signifikan. Hal ini dipicu oleh karakteristik virus yang memang menyebar lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

Namun dikatakan epidemiolog Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D., meski varian Omicron bisa menyebar dengan cepat, gejalanya cenderung ringan, sehingga masyarakat tidak perlu ke rumah sakit jika dinyatakan positif, baik itu tidak bergejala atau bergejala ringan.

“Perlu diketahui memang varian Omicron ini penyebarannya cepat, tapi kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah,” kata Dr. Pandu dalam siaran pers, Sabtu (5/2/2022), mengutip dari Antara.

Karakteristik lonjakan kasus, kata dia, sangat dipengaruhi karakteristik varian virus. Selain itu, karakteristik lonjakan kasus juga dipengaruhi oleh jumlah imunitas penduduk.

Baca Juga:
Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Omicron Dengan Flu Biasa Yang Perlu Diketahui, Ada Batuk Kering

“Karena itulah masyarakat sering salah persepsi dengan kondisi saat ini seperti kondisi di Juli-Agustus 2021 lalu, padahal sudah jauh berbeda,” katanya.

Saat ini, catatan vaksinasi nasional menunjukkan telah lebih dari 185 juta populasi penduduk Indonesia yang mendapat vaksinasi dosis pertama. Sedangkan 129 juta lebih penduduk mendapatkan dosis kedua, serta lebih dari 4,7 juta penduduk sudah mendapat dosis ketiga.

Vaksinasi masih memiliki peran yang besar bagi pencegahan kesakitan dan kematian akibat infeksi virus Covid-19 varian apa saja, termasuk Omicron.

Berkaca dari negara-negara lain yang lebih dahulu melewati gelombang varian Omicron, seperti Afrika Selatan, Inggris, dan India, tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat infeksi varian Omicron ini jauh berbeda dengan varian Delta.

“Saya bisa berbicara seperti ini karena melihat pengalaman dari negara lain yang sudah melalui gelombang Omicron. Karakternya cepat naik, cepat turun, dan pasien yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah,” kata Dr. Pandu.

Baca :  Berapa Lama Gejala Omicron Bertahan? Ahli Ungkap Rentang Waktunya

Baca Juga:
Kasus Covid-19 di Riau Bertambah 113 Orang, Terbanyak dari Pekanbaru

Pengalaman negara lain yang menurut dia yang mirip dengan studi kasus di Indonesia adalah di India. Ia berharap lonjakan kasus di Indonesia akan mengikuti pola di India, di mana turun dengan cepat dan tidak banyak berdampak pada pelayanan rumah sakit maupun kematian. Dan ditambah, pemerintah dalam menangani lonjakan kasus kali ini sudah lebih siap.

Leave A Reply

Your email address will not be published.