Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Positif COVID-19 Tapi Malah Asyik Liburan, Satgas COVID-19: Sangat Memprihatinkan

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Anak positif COVID-19 memang bisa membuat orangtua panik. Namun menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) panik bukanlah reaksi yang tepat, karena justru bisa menghambat pengobatan anak.

“Kami sampaikan bahwa jangan panik, karena kepanikan menutup akal. Sebaiknya lakukan layanan telekonsultasi, lakukan pemantauan tanda–tanda kegawatan atau tanda bahaya yang bias dialami oleh anak. Ini kami dari IDAI juga dari KEMENKES ada panduan isolasi mandiri terpantau bagi anak–anak,” terang Ketua IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dalam konferensi pers virtual belum lama ini.

dr. Piprim mengatakan saat anak positif COVID-19, orangtua yang panik bisa sembarangan memberikan obat untuk anak. Padahal ini harus dihindari, mengingat pemberian obat dalam kondisi apapun tidak boleh sembarangan.

Ia menyebut obat-obatan untuk pasien COVID-19 hanya diberikan pada pasien yang bergejala sedang dan berat. Pasien gejala ringan bisa mendapatkan obat jika memiliki faktor risiko kefatalan seperti komorbid.

Baca Juga:
Siswa Dua SMP Negeri Kena Covid-19, Pekanbaru Belum Setop PTM 100 Persen

Ilustrasi anak sakit. (Shutterstock)
Ilustrasi anak sakit positif COVID-19. (Shutterstock)

Gejala infeksi COVID-19 yang dirasakan anak bisa beragam. Berbeda dengan varian sebelumnya, COVID-19 varian Omicron lebih banyak menyerang saluran pernapasan bagian atas.

Sehingga menurut dr. Piprim, gejala paling umum yang dirasakan anak antara lain adalah batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Ia menyebut jarang sekali infeksi COVID-19 varian Omicron menyerang saluran pernapasan bagian bawah.

“Kalau sekarang ini ketemu anak dengan batuk pilek, anget, ya hati-hati aja ini kemungkinan sudah tertular varian ini,” tambahnya lagi.

Untuk itu, orangtua perlu terus memantau kondisi anak ketika positif COVID-19. Meski sebagian besar gejala ringan, tapi ada risiko komplikasi berat seperti MIS-C yang merupakan peradangan langka.

Baca :  Gangguan Tidur Sleep Apnea Dapat Memicu Penyakit Kronis, Termasuk Diabetes dan Hipertensi

Ia pun meminta orangtua yang anaknya masih sehat untuk tidak keluar rumah dan pergi ke kerumunan jika tidak perlu dilakukan.

Baca Juga:
Cegah Komplikasi Covid-19 Pada Anak, IDAI Minta Orangtua Ajarkan Protokol Kesehatan

“Kemudian juga kalau sakit jangan ragu–ragu untuk membawa ke rumah sakit, jangan sampai ditahan–tahan, anaknya sudah sesak, napasnya sudah cepat, iga dadanya melesak–lesak tanda pneumonia, karena takut dengan kondisi yang ada kemudian tetap di rumah saja, ini berbahaya,” tegasnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.