Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Bahaya Makan Mie Instan yang Perlu Diwaspadai, Hindari Mengonsumsinya Terlalu Sering

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Satgas Covid-19 mengungkapkan bahwa meskipun terjadi kenaikan kasus positif akibat paparan omicron, mobilitas masyarakat saat ini masih tinggi.

Juru bicara Satgas Covid-19 Prof. drh. Wiku Adisasmito mengatakan, tingginya mobilitas itu juga terlihat dari temuan kasus positif pada orang yang melakukan perjalanan.

“Hal ini menunjukkan masih tingginya potensi penularan di tengah masyarakat, terlebih pula hal ini terjadi di tengah kondisi capaian testing antigen yang lebih besar. Artinya, banyak pula orang yang dites positif melalui proses skrining seperti saat perjalanan dan aktivitas lainnya,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/2/2022).

Wiku menambahkan, mobilitas masyarakat saat ini bahkan lebih tinggi dibandingkan gelkmbang kedua pada Juni-Juli 2021 lalu. Menurutnya, tingginya angka mobilitas itu menunjukkan kesadaran masyarakat masih belum cukup, karena banyak yang dinyarakan positif Covid-19 pasca bepergian.

Baca Juga:
Subvarian Omicron BA.2 Ditemukan di Afrika Selatan, Disebut Lebih Menular

Warga beraktivitas di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Minggu (20/2/2022). [Cariberita.co.id/Alfian Winanto]
Warga beraktivitas di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Minggu (20/2/2022). [Cariberita.co.id/Alfian Winanto]

“Baik orang-orang yang beraktivitas dan melakukan perjalanan, ternyata masih banyak yang tertular. Meskipun pada akhirnya orang-orang yang dapat teridentifikasi positif berkat skrining yang dilakukan. Tapi, kita justru seharusnya mencegah penularan,” ujarnya.

Saat gelombang delta terjadi tahun lalu, kasus positif ditemukan melalui tes antigen dan PCR. Wiku menjelaskan, kondisi itu terjadi lantaran infeksi virus corona delta menimbulkan gejala lebih parah, sehingga orang kebanyakan tes untuk memastikan status infeksi.

“Sedangkan tes yang saat ini masih didominasi untuk tujuan skrining, terlihat dari tingginya proporsi antigen dibanding PCR. Sedangkan di masa gelombang delta, proporsi testing berimbang. Hal ini dapat disebabkan karena varian omicron cenderung memunculkan gejala yang lebih ringan bahkan tanpa bergejala,” jelasnya.

Baca :  Studi Afrika Selatan Ungkap Ada Perbedaan Dampak Infeksi Omicron Subvarian BA.1 dan BA.2

Leave A Reply

Your email address will not be published.