Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Pria Ini Temukan 'Jati Diri' Asli selama Perang Dunia Pertama setelah Hipnosis, Mengaku Jadi Letnan Sydney Sutcliffe!

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Konflik Rusia dan Ukraina semakin memengaruhi kesehatan mental anak-anak di wilayah sekitar. Kondisi perang dapat menyebabkan mimpi buruk, isolasi sosial dan serangan panik.

Dalam laman resminya, Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) melaporkan hampir setiap anak yang terjebak dalam konflik Rusia – Ukraina sekarang dianggap membutuhkan dukungan psikososial.

Inilah yang dialami oleh dua anak asal Ukraina, Illia (15) dan Afina (9).

Mereka mengatakan bahwa hidupnya telah berubah. Apabila bukan karena perang, Illia tidak akan mengalami masalah penglihatan dan melanjutkan pendidikannya.

Baca Juga:
Ulasan Buku Ayah yang Dirindukan: Kisah Seorang Anak SD Harus Menanggung Beban Berat

Meski Afina baru berusia 9 tahun, ia sudah menderita diabetes akibat stres terkait konflik berkepanjangan. Kadar gula darahnya harus diukur tujuh kali sehari, dan keluarganya berusaha membeli insulin untuk Afina.

Hingga kini, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia melaporkan setidaknya tujuh anak telah tewas dan beberapa lainnya terluka selama serangan udara dan ledakan.

“Anak-anak sangat rentan terhadap rasa tidak aman, tidak hanya trauma fisik tetapi juga trauma psikologis, dan itu memiliki dampak untuk waktu lama,” jelas profesor pediatri Paul Wise di Universitas Stanford.

10 Negara Pendukung Ukraina lawan Invasi Rusia. (Pexels)
Pendukung Ukraina lawan Invasi Rusia. (Pexels)

Risiko kesehatan mental anak-anak di zona perang

Studi menunjukkan bahwa anak-anak dan keluarga yang tinggal di wialayah perang memiliki peningkatan risiko menderita gangguan kesehatan mental, menurut ABC News.

Baca Juga:
Kasus Penculikan Anak di Malang Hoaks, Ternyata Gara-gara Tak Mau Balik ke Pondok

“Kami telah melihat situasi perang masa lalu seperti yang terjadi di Ukraina, peningkatan depresi, kecemasan,” kata psikolog klinis Monica Barreto dari Rumah Sakit Anak Orlando Health Arnold Palmer

Meski tidak semua anak akan mengalami trauma, mereka mungkin bereaksi berbeda terhadap situasi traumatis yang mereka lihat.

Baca :  Usai Google, Snapchat Matikan Fitur Lokasi di Ukraina

“Beberapa anak mungkin lebih gelisah, mereka mungkin lebih sulit untuk tenang. Beberapa anak dalam kondisi sepeti ini cenderung menarik diri, mereka tidak banyak menangis, mereka tidak menuntut perhatian,” sambungnya.

Bukan berarti anak-anak tersebut mengelola traumanya dengan baik. Sebaliknya, kondisi tersebut merupakan tanda dari hal-hal yang paling dikhawatirkan.

“Karena anak-anak ini menarik diri, mereka menginternalisasi banyak hal yang terjadi,” tandasnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.