Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  5 Cara Mudah Agar Tetap Fokus dan Berkonsentrasi, Didasarkan pada Penelitian

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Gagal jantung masih menjadi momok di Indonesia, karena menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi kategori penyakit kronik atau progresif.

Gagal jantung adalah penyakit yang mengancam jiwa di mana otot jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen pada tubuh. Penyakit ini bersifat kronis dan progresif.

Hal ini sesuai dengan data InaHF Carmet 2021 yang menunjukan 17,2 pesen pasien gagal jantung di Indonesia meninggal saat perawatan rumah sakit.

Ada juga 11,3 persen meninggal dalam 1 tahun perawatan, dan 17 persen mengalami rawat inap berulang akibat perburukan gejala dan tanda gagal jantung.

Baca Juga:
Mungkinkan Varian Omicron Picu Penyakit Jantung? Ahli Temukan Fakta Mengejutkan!

Hal ini dibenarkan Ketua Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), yang mengatakan bahwa gagal jantung ditandai jika dirawat berulang kali di RS karena penyakitnya memburuk.

“Jika tidak ditangani dengan baik, angka kematian global akibat penyakit ini diperkirakan dapat meningkat hingga lebih dari 23.3 juta kematian setiap tahun pada tahun 2030,” ujar dr. Siti dalam acara diskusi, Sabtu (29/1/2022).

Adapun risiko gagal jantung meningkat bila seseorang punya latar belakang penyakit hipertensi, jantung koroner, diabetes, riwayat keluarga dengan kardiomiopati, paparan toksin, penyakit jantung katup, gangguan fungsi tiroid, rokok, sindrom metabolik.

Tapi dari semua risiko itu, yang paling banyak menyebabkan gagal jantung di Indonesia, menurut data PERKI, adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes.

Di sisi lain, di Indonesia berdasarkan pedoman tatalaksana gagal jantung yang dikeluarkan PERKI tahun 2020, ada 3 pilar utama pengobatan gagal jantung, yaitu RAS (renin angiotensin aldosteron) blocker, Betablocker, dan MRA (mineraloreceptor antagonist).

Baca :  Pasien Virus Corona Covid-19 Ringan Malah Berisiko Derita Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Baca Juga:
Mata Bisa Ungkap Risiko Kematian Dini Seseorang, Peneliti Ungkap Caranya!

Ketiganya dijadikan sebagai lini pertama pengobatan gagal jantung kronik selama tidak ditemukan adanya kontraindikasi.

Leave A Reply

Your email address will not be published.