Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Mengenal Konsep Green Pharmacy dan Manfaatnya Bagi Sistem Kesehatan, Seperti Apa?

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Hingga kini dunia masih belum bisa lepas dari varian omicron. Tapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bakal ada varian lain yang lebih menular dari omicron.

Sementara itu, parasetamol dikenal sebagai obat penghilang rasa sakit dan juga nyeri. Tapi ternyata ada dampak panjang dari penggunaan parasetamol. Apa itu? Dua kabar tadi merupakan berita terpopuler di kanal health Cariberita.co.id. Berikut berita terpopuler lainnya.

1. WHO: Bakal Ada Varian yang Lebih Menular dari Omicron di Masa Depan!

ilustrasi WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)
ilustrasi WHO. (Hector Christiaen / Shutterstock.com)

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memprediksi di masa depan bakal hadir varian Covid-19 yang lebih menular dari varian Omicron.

Baca Juga:
Tak Terapkan Micro Lockdown di 2 Wilayah Zona Merah, Kapolsek Palmerah: Sudah Banyak yang Sembuh

Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Pimpinan Teknis WHO, Maria Van Kerkhove yang mengatakan bahwa varian Covid-19 di masa depan punya kemampuan lebih besar lolos dari sistem kekebalan manusia.

Baca selengkapnya

2. WHO Menambahkan 2 Pengobatan untuk Covid-19, Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Ilustrasi obat  (Dok: Istimewa)
Ilustrasi obat (Dok: Istimewa)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menambahkan dua obat ke daftar pengobatan Covid-19, yakni sotrovimab atau antibodi monoklonal manusia dan baricitinib atau inhibitor janus kinase (JAK).

Dilansir The Conversation, berikut penjelasan dari masing-masing pengobatan tersebut:

Baca Juga:
RS di Jakarta Sudah Terisi 66 Persen Pasien Covid-19, Satgas Minta Bersiap Konversi Tempat Tidur

Baca selengkapnya

3. Dampak Jangka Panjang Konsumsi Parasetamol: Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Ilustrasi paracetamol obat pereda nyeri dan demam. (Dok. Envato Elements)
Ilustrasi paracetamol obat pereda nyeri dan demam. (Dok. Envato Elements)

Penelitian baru menemukan dampak konsumsi obat parasetamol dalam jangka waktu panjang. Berbahayakah?

Para peneliti dari farmakologi klinis di University of Edinburgh menyarankan, pasien dengan resep obat penghilang rasa sakit jangka panjang harus diberikan dalam dosis terendah untuk waktu sesingkat mungkin.

Baca :  Mengenal Konsep Green Pharmacy dan Manfaatnya Bagi Sistem Kesehatan, Seperti Apa?

Baca selengkapnya

4. Gejala Omicron Sering Dianggap Ringan, Mungkinkah Timbulkan Long Covid-19?

Ilustarsi gejala Omicron. (Shutterstock)
Ilustarsi gejala Omicron. (Shutterstock)

Seiring dengan terus bertambahnya kasus Covid-19 di berbagai negara termasuk Indonesia, ada kabar menyebut bahwa gejala omicron relatif lebih ringan dari varian lain. Kabar tersebut kerap membuat banyak orang menganggap sepele gejala omicron.

Padahal, kasus Covid-19 yang ringan dapat menyebabkan long Covid-19. Dilansir dari Pharmaceutical Technology, gejala yang berkepanjangan juga dapat berkembang setelah Covid-19 tanpa gejala. Saat ini belum ada data yang menunjukkan varian omicron meningkatkan kemungkinan gejala berkepanjangan.

Baca selengkapnya

5. Chemtrail Asap Putih di Langit Sebabkan Keracunan, Batuk, Flu, Hingga Omicron, Mitos atau Fakta?

Ilustrasi pesawat, chemtrail di langit. (Envato)
Ilustrasi pesawat, chemtrail di langit. (Envato)

Beredar di media sosial, postingan yang menyebut chemtrail alias asap putih yang ada di langit sebagai bahan kimia pembawa penyakit.

Bahkan, disebut-sebut chemtrail jugalah yang menyebarkan virus Corona varian Omicron menyebar di masyarakat. Mitos atau fakta?

Baca selengkapnya

6. Update Covid-19 Global: PM Papua Nugini Positif Virus Corona Saat Berkunjung ke Beijing China

Ilustrasi Pandemi Covid-19. (Pexels)
Ilustrasi Pandemi Covid-19. (Pexels)

Update Covid-19 global. Kasus positif Covid-19 di dunia bertambah sebanyak 1,74 juta hanya dalam 24 jam terakhir. Dalam waktu yang sama, angka kematian juga bertambah 7.819 jiwa di seluruh dunia.

Kasus positif ini didominasi negara Rusia dan Jerman, yang sama-sama melaporkan ratusan ribu kasus kemarin. Pada situs Worldomters, Rusia tercatat mengalami penambahan 171.905 kasus, sedangkan Jerman bertambah 138.867 kasus.

Baca selengkapnya

Leave A Reply

Your email address will not be published.