Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Wisatawan Asing Bebas Karantina Saat ke Bali, Satgas Covid-19: Bakal Dievaluasi Berkala

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Satgas COVID-19 menjawab pertanyaan terkait kapan status pandemi COVID-19 yang menyerang dunia bisa berubah menjadi endemi.

Dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, yang bisa menetapkan kapan pandemi berakhir dan berubah menjadi endemi adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Penetapan status endemi merupakan otoritas badan kesehatan dunia (WHO) karena untuk merubah pandemi yang berdampak pada banyak negara diperlukan perbaikan kondisi kasus secara global,” kata Wiku mengutip situs resmi Satgas COVID-19.

Istilah endemi digunakan untuk menggambarkan keberadaan sebuah penyakit yang cenderung terkendali karena jumlah kasus yang rendah secara konsisten, dengan luas daerah terdampak dan durasi yang beragam di tiap daerah.

Baca Juga:
Wisatawan Asing Bebas Karantina Saat ke Bali, Satgas Covid-19: Bakal Dievaluasi Berkala

Warga beraktivitas ketika jam pulang kerja di Kawasan Sudirman - Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2022). [Cariberita.co.id/Alfian Winanto]
Warga beraktivitas ketika jam pulang kerja di Kawasan Sudirman – Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2022). [Cariberita.co.id/Alfian Winanto]

Pada saat berada dalam kondisi endemi, dapat diindikasikan dari jumlah kasus dan kematian yang rendah bahkan 0 dalam jangka waktu tertentu. Dan kondisi ini hanya dapat tercapai jika masyarakat secara kolektif menjalankan pengendalian COVID-19 dengan optimal.

“Ke depannya semoga masyarakat dunia semakin baik beradaptasi hidup berdampingan dengan COVID-19,” jelasnya.

Dukungan terhadap perubahan status pandemi menjadi endemi juga disampaikan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) prof. dr. Zubairi Djurban, Sp.PD.

Syaratnya, vaksinasi harus terus digalakkan. Sebab tingkat vaksinasi Covid-19 pada kelompok lansia masih rendah. Oleh sebab itu, pemantauan kasus positif mingguan harus tetap dilakukan selagi pelonggaran aturan dilakukan.

“Notabene vaksinasi di atas 60 tahun masih rendah, belum 70 persen. Jika dalam dua minggu aman, kasus menurun, dan enggak ada klaster baru yang besar, kenapa tidak kita masuk ke endemi,” ujarnya.

Baca Juga:
Dua Tahun Pandemi, Apa Kata Satgas Covid-19 Tentang Kepatuhan Protokol Kesehatan di Masyarakat?

Baca :  Gara-gara Stroke, Lidah Pria Ini Menghitam dan Tumbuh Rambut

Leave A Reply

Your email address will not be published.