Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Terpopuler: Tanda Covid-19 di Indonesia Dalam Bahaya Hingga Risiko Terlalu Sering Makan Mi Instan

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Kanker serviks merupakan salah sati penyakit yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) dan mengenai organ reproduksi wanita. Tentu, ini menjadi ancaman tersendiri, dan membutuhkan perhatian khusus.

Untuk mendeteksi adanya infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks dan penyakit lainnya dalam tubuh, tes HPV DNA Genotyping bisa menjadi pilihan. Tes ini mampu mengidentifikasi secara spesifik jenis-jenis HPV yang menginfeksi seseorang dan memberikan petunjuk penting dalam penanganan dan pengobatan infeksi HPV.

Apa itu HPV DNA Genotyping?

Konsultan Ginekologi Onkologi dari Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi, Dr. dr. Bambang Dwipoyono, Sp.OG menjelaskan, HPV DNA Genotyping adalah prosedur tes berbasis molekular yang bertujuan mencari atau mengetahui adanya tanda-tanda infeksi HPV, diutamakan pada kelompok jenis (strain) yang dapat menimbulkan kanker pada serviks uteri.

Baca Juga:Pemerintah Gandeng MSD Perluas Cakupan Imunisasi HPV untuk Anak Sekolah di Indonesia

Dokter yang merupakan lulusan dari Universitas Indonesia ini menjelaskan secara singkat mengenai prosedur tes HPV DNA Genotyping. Menurut dr. Bambang, proses pengambilan sampel (spesimen) dilakukan dengan mengambil dari usapan pada permukaan mulut rahim dengan menggunakan sikat atau brush. 

Sampel ini akan dianalisis di laboratorium dan hasilnya akan mengidentifikasi jenis-jenis HPV yang terdeteksi dalam sampel. Lebih lanjut dalam wawancaranya, beliau menyebutkan jika tes ini dapat mendeteksi semua jenis HPV baik yang onkogenik maupun yang non-onkogenik.

“Setiap jenis HPV mempunyai struktur asam amino yang spesifik dan hal itu lah yang menjadi target spesifik yang dicari atau dideteksi. Perlu diketahui bahwa HPV onkogenik adalah jenis virus yang berpotensi menyebabkan kanker,” ungkap dia.

Ketika infeksi HPV onkogenik tidak diatasi, virus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel di daerah yang terinfeksi dan menyebabkan mutasi genetik yang dapat memicu pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan berpotensi menjadi kanker.

Baca :  Kembali Ngetren, Dokter Kulit Sarankan Hal Ini Setelah Lakukan Sulam Bibir agar Tidak Infeksi

Sedangkan HPV non-onkogenik adalah jenis virus yang memiliki risiko sangat rendah untuk menyebabkan kanker. Meskipun dapat menyebabkan lesi pada kulit atau selaput lendir, infeksi HPV jenis ini biasanya tidak berkembang menjadi kanker.

Baca Juga:Breaking News! Penderita ISPA di Bekasi Tembus 66.172 Sepanjang 2023

“Saat ini jenis HPV onkogenik (high risk) yang bisa dideteksi adalah 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 53, 56, 58, 59, 66, 68 dan untuk HPV non-onkogenik (low risk) adalah 6, 11, 42, 43, 44, 81,” kata dr. Bambang.

Risiko terkena kanker serviks dapat bervariasi tergantung pada jenis HPV yang ada dan faktor lainnya seperti imunitas tubuh, paparan faktor risiko lainnya, dan faktor genetik. Oleh karena itu, tes HPV DNA dapat membantu dalam mendeteksi keberadaan HPV onkogenik yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.

Perbedaan Tes HPV DNA Genotyping dan Pap Smear

Ilustrasi kanker serviks. (ANTARA/Pexels)
Ilustrasi kanker serviks. (ANTARA/Pexels)

Terdapat beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan awal kanker serviks, diantaranya adalah tes HPV DNA Genotyping dan pap smear.

Perbedaan antara kedua metode di atas adalah teknologi pendekatan yang digunakan. Pap smear bertujuan untuk melihat perubahan sel-sel (sitologi) mulut rahim yang menggambarkan sudah adanya lesi prakanker (mulai dari infeksi HPV sampai perubahan yang masih dikelompok lesi prakanker derajat tinggi) dan lesi kanker.

Tes ini cenderung melihat bukti adanya infeksi HPV yang onkogenik (terutama) maupun non-onkogenik sehingga hasil tes menggambarkan situasi yang lebih awal (hulu) sebelum terjadi perubahan di dalam sel-sel yang melapisi mulut rahim. 

Hasil tes HPV DNA pun tergolong cepat, pemeriksaan secara teknis bisa diperoleh dalam kurun waktu 60 menit, hanya saja hasil yang diberikan ke seseorang yang melakukan tes bervariasi tergantung pada laboratorium atau rumah sakit tempat tes dilakukan. Setelah mendapatkan hasil, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah selanjutnya.

Baca :  Epidemiolog Sarankan Omicron BA.2 Dikategorikan Sebagai Variant of Concern

“Dengan demikian, siapa saja dapat melakukan tes atau pemeriksaan tersebut karena tujuan dari dilakukannya prosedur tes DNA HPV adalah untuk mendapatkan informasi adanya infeksi HPV dalam upaya melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks, sehingga tes HPV DNA Genotyping bisa dilakukan pada siapa saja yang menjadi target skrining,” lanjut dr. Bambang.

Fungsi Vaksinasi HPV dan Hasil Tes HPV DNA Genotyping

Jika seseorang telah menerima vaksinasi HPV, masih ada kemungkinan infeksi HPV yang tidak ditangkap oleh vaksin. Salah satu syarat yang harus dipahami pada penerima vaksinasi HPV adalah tetap melakukan skrining karena proteksi vaksinasi HPV tidak 100%. 

“Oleh karena itu, tes HPV DNA Genotyping tetap relevan untuk memastikan atau mendeteksi adanya infeksi,” menurut dokter yang juga lulusan dari University of New Haven, Amerika Serikat tersebut.

MRCCC Siloam Hospitals Semanggi telah menyediakan layanan tersebut. Dr. dr. Bambang Dwipoyono, Sp.OG, Konsultan Ginekologi Onkologi akan memberikan penanganan yang tepat sesuai prosedur dan kebutuhan pasien.

Leave A Reply

Your email address will not be published.