Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Alami Sinusitis, Haruskah Dioperasi?

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Ratusan warga di Desa Mulyajana, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, kecanduan obat-obatan terlarang. Salah satunya berjenis tramadol. Mereka yang mengonsumsi diketahui mulai dari anak-anak sekolah dasar (SD) hingga lanjut usia.

Kekinian, polisi sudah menangkap dua orang pengedar obat terlarang itu yang berinisial R dan B. Barang bukti berupa 3.500 butir obat pun telah disita. Lantas, apa bahaya Tramadol bagi kesehatan? Bagaimana bisa membuat orang-orang kecanduan?

Bahaya Tramadol

Tramadol bisa dikategorikan sebagai narkotika, karena obat ini termasuk dalam kelas obat agonis opioid. Tramadol biasanya diresepkan dokter sebagai analgesik atau pereda nyeri. Cara kerja obat ini untuk mengubah respons otak dalam merasakan sakit.

Baca Juga:Idap Diabetes, Panji Petualang Pilih Minum Obat Seumur Hidup Ketimbang Suntik Insulin

Perlu diketahui bahwa tubuh seseorang menghasilkan sejenis opioid yang dinamakan endorfin. Zat itu dibentuk oleh otak dan memiliki ikatan dengan reseptor. Bagian ini yang akan mengurangi sinyal rasa sakit yang dikirim tubuh ke otak.

Cara kerja obat tramadol terbilang mirip seperti endorfin. Meski begitu, penggunaannya tidak bisa sembarangan. Dokter sendiri biasanya akan meresepkan obat ini untuk pasien kanker, pasca operasi, patah tulang, atau pengidap nyeri saraf.

Obat ini tidak cocok dikonsumsi oleh semua orang, sehingga penggunaannya harus betul-betul di bawah pengawasan dokter. Meski dapat mengurangi rasa nyeri, jangan sembarangan meminumnya. Lebih baik pilih paracetamol atau ibuprofen.

Tramadol sendiri menjadi salah satu obat yang sering disalahgunakan. Para pemakai biasanya ingin merasakan sensasi teler seperti mabuk alkohol. Adapun tujuannya melakukan ini untuk menghilangkan rasa lelah dan nyeri di sekitar tubuh.

Tak hanya kecanduan, penggunaan tramadol juga bisa menyebabkan berbagai efek samping. Mulai dari mual, muntah, sembelit, sakit kepala, dan rasa kantuk. Buruknya lagi, ini dapat meningkatkan risiko penurunan fungsi otak bahkan hingga kematian.

Baca :  Pelajaran Biologi: Kenali Perbedaan Gen, DNA, RNA, dan Kromosom dalam Tubuh Manusia

Baca Juga:Panji Petualang Kurus Pucat dan Minum Obat Seumur Hidup, Apa Saja Sih Jenis Obat Diabetes?

Orang yang kecanduan tramadol juga bisa berhenti. Namun, nantinya akan mengalami beberapa gejala putus obat. Mulai dari diare, berkeringat, sakit perut, mual, nyeri otot, gelisah, insomnia, dan tremor. Untuk itu, lebih baik menghindarinya sejak awal.

Apabila sudah terlanjur kecanduan, segera hubungi dokter atau mendaftar bantuan program rehabilitasi di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar proses pemulihannya aman. Jangan pernah melakukannya seorang diri atau tanpa bantuan ahli.

Adapun selama masa pemulihan, pengidap kecanduan tramadol perlu mempersiapkan diri, jika nantinya terjadi sesuatu. Pertama, pastikan menjadikan rehabilitasi sebagai motivasi. Lalu, yakin bahwa diri siap untuk menghadapi gejala putus obat.

Menanggapi kasus itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengimbau agar masyarakat mengonsumsi obat sesuai anjuran tenaga kesehatan. Mereka diminta untuk berkonsultasi terlebih dahulu.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

Leave A Reply

Your email address will not be published.