Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Pakar dari Inggris: Varian Berikutnya Setelah Omicron Bakal Lebih Berbahaya

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menepis kabar hoaks yang ramai di media sosial mengenai pesawat yang diduga menyebarkan chemical trails atau chemtrail atau jejak kimia di langit Jakarta yang menyebabkan adanya COVID-19 varian Omicron.

Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Edison Kurniawan saat dikonfirmasi di Jakarta menyatakan fenomena tersebut merupakan contrail, kependekan dari condensation trails atau jejak kondensasi.

“Itu fenomena alam yang umum terjadi,” ujar Edison.

Contrail, kata Edison, adalah fenomena alam yang terjadi saat pesawat terbang tinggi di angkasa. Pesawat terbang seolah mengeluarkan berkas putih seperti asap dari mesinnya dan membentuk garis lintasan atau jejak di belakang pesawat terbang yang terlihat cukup indah dari permukaan bumi.

Baca Juga:
Kemenkes: 68 Persen Pasien Covid-19 Meninggal Dunia Lantaran Belum Vaksinasi Lengkap

“Banyak orang mengira bahwa jejak asap itu dengan sengaja dikeluarkan oleh pilot sebagai tanda tertentu. Padahal sebenarnya itu merupakan peristiwa alam biasa sebagai akibat proses kimia-fisika antara gas buang yang ke luar dari mesin (engine) pesawat dengan suhu udara sekitarnya,” kata Edison.

Dari hasil riset, diketahui bahwa pada ketinggian lebih dari 8.000 meter atau 26.000 kaki di atas permukaan laut, suhu udaranya sangat dingin dan bisa mencapai suhu -40 sampai dengan -50 derajat Celsius.

Di sisi lain, bahan bakar pesawat mengandung senyawa hidrokarbon yang terdiri dari zat hidrogen dan karbon. Dalam proses pembakaran di mesin pesawat Hidro-Carbon dibuang oleh mesin pesawat.

Karbon sisa pembakaran menciptakan asap karbon dioksida (CO2) sedangkan hidrogen bereaksi dengan Oksigen (O2) menghasilkan H2O dalam bentuk uap air.

Edison menjabarkan kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud dari gas ke cair. Kondensasi terjadi ketika gas mengalami proses pendinginan sehingga menjadi cairan.

Baca :  Indosat Ooredoo Hutchison dan Ericsson Perkuat Perluas jaringan 5G di Indonesia

Baca Juga:
Tips Bantu Lansia Gunakan Internet, Termasuk untuk Tak Sebar Hoaks

Selain itu, kondensasi juga dapat terjadi jika gas dikompresi dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi cairan, atau mengalami kondensasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi tersebut dikenal sebagai kondensat (Condensate).

Leave A Reply

Your email address will not be published.