Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Berita Bencana di TV dan Media Sosial Dapat Memicu Gejala Gangguan Stres Pascatrauma pada Anak-anak

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Aktor Aliando Syarief mengejutkan publik dengan mengumumkan bahwa dirinya mengidap gangguan mental obsessive compulsive disorder (OCD) pada Kamis (27/1/2022).

Ternyata, kondisinya ini sudah ia pahami sejak masih duduk di kelas 2 SD. Namun, pada saat itu lelaki 25 tahun ini tidak mengabaikannya.

“OCD-nya selesai karena gue berpikir bodo amat, jangan dipikirin. Jiwa kita lebih besar dari penyakit ini. Mungkin karena anak-anak, belum ada banyak pikiran. tapi di umur 25 ini, makin parah,” ujar Aliando Syarief.

Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan jenis gangguan kecemasan, yang dapat menyebabkan pikiran menganggu disebut obsesi. Hal ini akan mengakibatkan dorongan untuk melakukan perilaku kompulsi atau berulang.

Baca Juga:
Putus Komunikasi, Prilly Latuconsina Tak Pernah Tahu Kabar Aliando Syarief hingga Alami Gangguan Mental

Berdasarkan laman rumah sakit Cedars Sinai, seorang anak yang mengidap OCD memiliki pikiran obsesif tak diinginkan. Pikiran ini terkait dengan ketakutan, seperti takut menyentuh benda kotor.

Aliando Syarief menceritakan tentang penyakit gangguan mental OCD ekstrem [Instagram/@rumpi_gosip]
Aliando Syarief menceritakan tentang penyakit gangguan mental OCD ekstrem [Instagram/@rumpi_gosip]

Lalu, anak tersebut menggunakan perilaku kompulsif untuk mengatasi ketakutan tersebut, misalnya dengan sering mencuci tangan secara berlebihan.

Seiring perkembangan anak, perilaku kompulsif dan pikiran obsesif biasanya akan memiliki perkembangan tujuan dan fokus yang berbeda dan sesuai usia.

Setiap anak memiliki gejala OCD yang berbeda, tetapi ada beberapa gejala yang terjadi sangat umum. Misalnya:

– Obsesi ekstrem atas kuman atau benda kotor
– Keraguan yang berulang, seperti apakah pintu sudah terkunci atau belum
– Menghabiskan waktu lama untuk menyentuh sesuatu, menghitung, memikirkan angka dan urutan, secara berulang
– Terlalu memerhatikan detail
– Terlalu mengkhwatirkan sesuatu yang buruk akan terjadi
– Pikiran, dorongan, atau perilaku agresif
– Obsesi dengan keteraturan, simetri, atau ketepatan

Baca :  Dua Tahun Pandemi, Satgas Covid-19 Ungkap 3 Instrumen Pengendalian Pandemi

Baca Juga:
Reaksi Prilly Latuconsina Dengar Aliando Syarief Kena Gangguan Mental: Jangan Takut Minta Bantuan

Sementara itu, perilaku kompulsi yang digunakan anak untuk meredakan kecemasan akibat pikiran obesesif bisa berupa:

– Mencuci tangan berulang kali (sering 100 kali atau lebih dalam sehari)
– Memeriksa ulang berkali-kali, seperti memastikan pintu terkunci
– Mengikuti aturan ketertiban yang tegas, seperti mengenakan pakaian dengan urutan yang sama setiap hari
– Menimbun benda
– Menghitung secara berulang kali
-Mengelompokkan objek atau meletakkan sesuatu dalam urutan tertentu
– Mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh diri sendiri atau orang lain
– Mengajukan pertanyaan yang sama lagi dan lagi
– Berulang kali menggunakan kata-kata empat huruf atau membuat gerakan kasar
– Mengulangi suara, kata, angka, atau musik untuk diri sendiri

Gejala OCD mungkin tampak seperti masalah kesehatan lainnya. Karenanya, perlu konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk didiagnosis secara benar.

Leave A Reply

Your email address will not be published.