Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara, Jangan Sampai Perempuan Terlambat Mendapatkan Pertolongan

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Bukan hanya orang dewasa, obesitas juga bisa terjadi sejak masa anak-anak. Kalau sudah begitu, diet menurunkan berat badan perlu dilakukan agar anak tidak mengalami komplikasi penyakit akibat kondisi obesitas. 

Dokter spesialis anak Dr. Winra Pratita, Sp.A(K) mengatakan, komplikasi akibat obesitas pada anak bisa terjadi dari kepala hingga kaki.

Mulai dari depresi, penyakit jantung, perlemakan hati, hipertensi, nyeri sendi lutut, hingga kaki berbentuk X. 

Dokter Winra menyarankan agar orangtua selalu mengarahkan anak yang obesitas untuk melakukan diet secara perlahan dengan sedikit mengurangi jumlah kalori dari pola makannya.

Baca Juga:
Buat Kalian yang Takut Gembrot, Ini Tips Agar Berat Badan Tetap Ideal

“Kita hitung dulu berapa kalori yang masuk selama ini. Misalnya 3.000 kalori, kita turunkan dulu 200-500 kalori,” kata dokter Winra dalam webinar Hari Obesitas dunia bersama Kementerian Kesehatan, Rabu (2/3/2022). 

Ia mengingatkan, anak tidak perlu menjalankan diet ketat karena masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. 

Menurutnya, target diet yang aman bagi anak cukup 0,5 kg per minggu atau 2 kg per bulan. Berat badan juga tidak harus langsung mencapai angka ideal.

Sehingga, menu makanan anak harus tetap bergizi seimbang meliputi karbohidrat 50-60 persen, lemak 30 persen, dan protein 15-20 persen.

“Jenis makan juga harus yang bisa diterima anak, jangan dipaksa mengonsumsi makanan yang tidak disukai. Harus tinggi serat karena akan membantu pengaturan berat badan dan mengenyangkan, sehingga mengurangi rasa lapar,” sarannya.

Baca Juga:
Beda Penumpukkan Lemak Obesitas Pada Laki-Laki dan Perempuan, Mana yang Lebih Mudah Lakukan Diet?

Orangtua juga perlu tahu daftar makanan yang sebaiknya dihindari atau hanya boleh dimakan seminggu sekali oleh anak. Pengaturan pola makan diet itu dibagi dalam kategori tiga warna. 

Baca :  Diklaim Cepat Turunkan Berat Badan, Apa Itu Diet GI Rendah?

Dokter Winra menjabarkan ketiga warna makanan yang sebaiknya dihindari dan boleh dimakan.

1. Makanan Merah 

Donut. [Shutterstock]
Donut. [Shutterstock]

Komposisi: mengandung sedikit vitamin dan mineral tapi tinggi energi, gula, garam, dan lemak. 

Pengolahan: Biasanya makanan jenis ini diproses dengan cara digoreng, daging olahan dengan lemak tinggi, makanan penutup dengan bahan dasar susu, dan memakai banyak gula. 

Contoh: kentang goreng, sosis, kue manis, cokelat batangan, minuman kemasan, minuman boba, nuget ayam, juga donat, dan lainnya.

Waktu konsumsi: hanya boleh dimakan 1x seminggu dengan jumlah terbatas.

2. Makanan Kuning

Ilustrasi keju (Unsplash/@mhassouna931)
Ilustrasi keju (Unsplash/@mhassouna931)

Komposisi: makanan yang mengandung vitamin, mineral, gula, garam, lemak jenuh, dan energi dalam jumlah sedang.

Pengolahan: daging olahan rendah lemak dan garam, roti dan sereal olahan, produk susu tinggi lemak, susu dan jus buah rendah lemak tanpa tambahan gula.

Contoh: daging babi, sereal olahan roti, keju, pancake, biskuit manis.

Waktu makan: boleh dikonsumsi dalam porsi kecil, tapi tidak setiap hari.

3. Makanan Hijau

Ilustrasi Kacang Kenari (pexels)
Ilustrasi Kacang (pexels)

Komposisi: makanan tinggi vitamin, mineral, dan serat. Tetapi rendah energi, gula, garam, dan lemak jenuh.

Pengolahan: produk susu rendah lemak, sayur, buah, kacang-kacangan, roti gandum, daging tanpa lemak dan ikan.

Contoh: yoghurt rendah lemak, kacang panggang, jus buah dan sayur, ayam tanpa kulit, ikan tuna kalengan, daging sapi, daging babi atau domba tanpa lemak.

Waktu makan: boleh dimakan setiap hari.

Leave A Reply

Your email address will not be published.