Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Apa Itu Penyakit Hepatitis A? Kenali Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Mencampur alkohol dengan ekstaksi ternyata bukan kombinasi yang bagus. Sebab, mengonsumsinya dapat menyebabkan masalah kesehatan hingga kematian.

Inilah yang terjadi pada 9 orang setelah meminum sampanye yang dicampur ekstasi di sebuah restoran Italia di Bavaria, Jerman.

Setelah menyeruput sampanye, mereka semua mulai kejang, pingsan, kram, dan gejala keracunan. Seorang pria berusia 52 tahun bahkan meninggal dunia ketika tiba di ruang gawat darurat.

Sementara 8 orang lainnya, yang umurnya antara 33 hingga 52 tahun, masih dalam kondisi kritis, lapor Insider.

Baca Juga:
Profil Joan Mir, Pebalap MotoGP yang Keracunan Makanan di Mandalika

Berdasarkan laporan bagian toksikologi, sampanye tersebut mengandung ekstasi 1000 kali dari dosis normal, menyebabkan minuman menjadi ungu.

Ilustrasi minuman beralkohol, sampanye. (Shutterstock)
Ilustrasi minuman beralkohol, sampanye. (Shutterstock)

Polisi tidak yakin apakah para peminum sengaja melakukannya atau tidak. Mereka juga sedang menyelidiki distributor sampanye tersebut dan apakah botol sampanye lain juga telah ‘tercemar’.

Sebelumnya, diketahui bahwa botol sampanye biasa digunakan oleh para pengedar narkoba untuk menyelundupkan ekstasi, baik cair maupun pil.

Ekstasi, atau MDMD, merupakan narkoba yang memiliki efek merangsang dan halusinogen, dikenal untuk memperkuat sensasi dan menyebabkan euforia.

Menurut penelitian, obat ilegal ini dapat menjadi racun apabila digunakan dalam jumlah besar, tetapi tidak sampai mengancam nyawa.

Baca Juga:
Jangan Terlalu Sering Konsumsi Parasetamol, Bisa Keracunan Hingga Kematian

Meski begitu, ekstasi bisa memiliki interaksi fatal dengan obat lain dan mengarahkan pengguna dalam situasi berisiko yang mengakibatkan efek samping seperti dehidrasi parah.

Karena ekstasi dan alkohol diproses melalui hati, mencampur keduanya bisa berbahaya. Risikonya adalah tekanan darah tinggi, gangguan gerakan, hingga potensi overdosis.

Baca :  Peneliti Temukan Fungsi Baru dari Hormon di Hati: Mengobati Kecanduan Alkohol
Leave A Reply

Your email address will not be published.