Indeks berita terkini dan terbaru hari ini
Baca :  Luhut Sebut Omicron Hanya Dua Kali Lebih Mematikan dari Flu, Tapi Bos WHO Bilang Jangan Anggap Remah, Percaya Siapa?

37+ Mockup Psd File Background

0

Cariberita.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan Ukraina untuk menghancurkan patogen atau kuman infeksius di laboratorium kesehatan demi mencegah tumpahan selama invasi Rusia, Kamis (10/3/2022).

Sebelumnya, WHO berkeja sama dengan laboratorium kesehatan Ukraina untuk membuat protokol keamanan, tujuannya mencegah pelepasan patogen berbahaya secara tidak sengaja maupun sengaja.

“Sebagai bagian dari riset ini, WHO menyarankan kepada Kementerian Kesehatan Ukraina dan badan-badan lain yang bertanggung jawab, untuk menghancurkan patogen ancaman tinggi demi mencegah potensi tumpahan,” jelas WHO dalam email yang dikirim ke Reuters, dilansir Live Science.

WHO juga menyarankan kepada pihak yang terkena dampak untuk mencari bantuan teknis, mengenai pembuangan patogen secara ama dan terjamin.

Baca Juga:
Israel Temukan Wabah Flu Burung H5N1 Patogen di Peternakan Ayam

Badan tersebut tidak merinci kapan surat rekomendasi dikeluarkan dan apakah sudah ditindaklanjuti. Mereka juga spesifik menyebut kuman mana yang perlu dihancurkan.

Ilustrasi bakteri dilihat dari mikroskop. (ua.depositphotos.com)
Ilustrasi bakteri dilihat dari mikroskop. (ua.depositphotos.com)

Di surelnya, WHO tidak menyebutkan patogen mana yang berpotensi digunakan sebagai biowarfare, yang sudah lama diklaim Rusia berada di laboratorium Ukraina.

Rusia juga menuduh Ukraina mendapat dukungan dari AS dalam hal itu.

“Rusia telah membicarakan laboratorium di Ukraina selama beberapa tahun sekarang ini. Saya tidak melihat bukti yang mendukung klaim Rusia,” jelas profesor emeritus Toksikologi Lingkungan di Universitas Leeds, Alastair Hay.

Bahkan, Rusia mengajukan permintaan resmi agar bertemu Dewan Keamanan PBB untuk membahas aktivitas biologis militer AS di wilayah Ukraina.

Baca Juga:
Studi: Protein Lonjakan Varian Omicron Mengurangi Cara Patogen Bereplikasi di Paru-Paru

Namun, klaim Rusia tersebut dibantah oleh PBB.

“Mereka (WHO) tidak mengetahui aktivitas apa pun dari pemerintah Ukraina yang tidak sesuai dengan kewajiban perjanjian internasionalnya, termasuk senjata kimia atau senjata bilogis,” jelas juru bicara PBB Stéphane Dujarric, Kamis (10/3/2022).

Baca :  Spotify Tutup Kantor di Rusia

Leave A Reply

Your email address will not be published.